Menurut
berita dari China dari seorang biksu bernama I-Tsing, pada pertengahan abad ke ke-7 terdapat sebuah kerajaan bernama Holing atau
Kalingga di daerah Jawa Tengah. Salah satu pemimpin dari kerajaan ini adalah
Ratu Shima.
Maharani Shima adalah seorang putri dari seorang pendeta di
Sriwijaya, yang lahir pada 611 M, di daerah Musi Banyuasin. Pada tahun 628 ia
menukah dengan sorang pengeran yang merupakan keponakan dari Kerajaan Melayu Sribuja
yang bernama Kartikeyasingha. Dan
ayahnya seorang Raja dari Kerajaan Kalingga yang memerintah pada tahun 632
sampai tahun 648. Pada tahun 648 ayah Kartikeyasingha wafat dan ia
menggantikannya menjadi seorang raja Kerajaan Kalingga. Pada saat inilah peran
Shima menjadi permaisuri dalam politik mulai terlihat.
Kala Shima mengandung tujuh bulan, ia mengalami ngidam. Ia
mengidam buah kecapi dan ia harus memetik sendiri buah tersebut. Ia tidak ingin
mengutus punggawanya untuk mencari buah tersebut karena khawatir saat buah itu
diberikan padanya sudah tidak segar lagi.
Kemudian berangkatlah Shima bersama dengan punggawanya mencari
buah kecapi. perjalanan
Ratu Shima dimulai dari suatu wilayah yang kini bernama Keling. Dari Keling
rombongan berjalan kaki menuju ke arah barat. Setengah hari berjalan Ratu Shima
belum juga menemukan buah yang diidamkan itu.Saat tiba di suatu wilayah yang
banyak ditumbuhi pohon rembulung, Ratu Shima beserta pengikutnya beristirahat.
Kini tempat yang dijadikan peristirahatan tersebut diberi nama Desa Bulungan.
Setelah beberapa waktu beristirahat rombongan
tersebut melanjutkan perjalanan. Baru berjalan beberapa waktu, para punggawa
Ratu Shima berteriak, "kecapi... kecapi....kecapi," berulang
ulang. Akhirnya Ratu Shima menemukan
buah kecapi yang ia maksud. Dan tempat dimana ia temukan buah kecapi tersebut
dinamakan desa kecapi.
Perkawinannya dengan Kartikeyasingha melahirkan dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana
(Iswara). Untuk mempererat hubungan dengan kerajaan Galuh Purba, mereka
menjodohkan anaknya Parwati dengan Amara (Mandiminyak), anak Raja Galuh
Wretikandayun .
Ketika Kartikeyasingha wafat pada
674 , Shima pun menggantikan posisi suaminya menjadi seorang ratu sampai tahun
695. Ia diberi gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Serelah
menjadi janda, Ratu Shima sempat dipinang oleh Sri Jayanasa raja Sriwijaya,
namun Ratu Sima menolaknya. Ia tidak bisa mentolerir sikap kerajaan Sriwijaya
yang telah melakukan ekspansi besar-besaran menyerbu Melayu Sribuja, kerajaan
kakak mertua sang ratu. Karena alasan itu pada tahun 686 Sriwijaya bermaksud
menyerang Kalingga.
Masa pemerintahan Ratu Shima
menjadi masa berjayanya Kerajaan Kalingga. Sehingga membuat raja-raja dari
kerajaan lain segan dan hormat terhadap Ratu Shima. Masa-masa itu adalah masa
dimana beragam kebudayaan berkembang sehingga kerajaan Ratu Shima diberi
julukan Di Hyang (tempat bersatunya dua kepercayaan Hindu Budha).
Dalam sistem pertanian Ratu Shima
membuat sistem pengairan seperti dengan kerajaan kakak mertuanya yaitu subak.
Kebudayaan baru ini yang kemudian melahirkan istilah Tanibhala, atau masyarakat
yang mengolah mata pencahariannya dengan cara bertani atau bercocok tanam.
Pemerintahan Ratu Shima dikenal
dengan keadilannya dan kejujurannya hingga terrdengar di negeri China. Suatu
ketika seorang raja bernama Ta Che menguji apakah benar akan kejujuran Kerajaan
Kalingga. Raja Ta Che mengirim utusan untuk menaruh pundi pundi emas di
jalanan. Berhari-hari, berbulan-bulan, hingga sampai tiga tahun pundi-pundi itu
ternyata tetap di tempat semula tak ada yang menyentuh apalagi memindahkannya.
Suatu ketika anak tertua Ratu shima
berjalan-jalan dan tidak sengaja menyenggol pondi-pundi emas tersebut. Setelah mendengar
kabar tersebut Ratu Shima marah besar dan menghendaki hukuman mati untuk
anaknya sendiri. Tapi beberapa patih tidak setuju dengan keputusan Ratu Shima. Setelah
mealalui perdebatan yang panjang, akhirnya Ratu Shima menghukum anaknya dengan
memotong jari kakinya saja. Setelah mendapat pembuktian tentang keadilan Ratu
Shima utusan dari Raja Ta Che kembali ke China.
.
0 komentar:
Posting Komentar