Senin, 02 Maret 2015

Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga



Menurut berita dari China dari seorang biksu bernama I-Tsing, pada pertengahan abad ke ke-7 terdapat sebuah kerajaan bernama Holing atau Kalingga di daerah Jawa Tengah. Salah satu pemimpin dari kerajaan ini adalah Ratu Shima.
Maharani Shima adalah seorang putri dari seorang pendeta di Sriwijaya, yang lahir pada 611 M, di daerah Musi Banyuasin. Pada tahun 628 ia menukah dengan sorang pengeran yang merupakan keponakan dari Kerajaan Melayu Sribuja yang bernama Kartikeyasingha. Dan ayahnya seorang Raja dari Kerajaan Kalingga yang memerintah pada tahun 632 sampai tahun 648. Pada tahun 648 ayah Kartikeyasingha wafat dan ia menggantikannya menjadi seorang raja Kerajaan Kalingga. Pada saat inilah peran Shima menjadi permaisuri dalam politik mulai terlihat.
Kala Shima mengandung tujuh bulan, ia mengalami ngidam. Ia mengidam buah kecapi dan ia harus memetik sendiri buah tersebut. Ia tidak ingin mengutus punggawanya untuk mencari buah tersebut karena khawatir saat buah itu diberikan padanya sudah tidak segar lagi.
Kemudian berangkatlah Shima bersama dengan punggawanya mencari buah kecapi. perjalanan Ratu Shima dimulai dari suatu wilayah yang kini bernama Keling. Dari Keling rombongan berjalan kaki menuju ke arah barat. Setengah hari berjalan Ratu Shima belum juga menemukan buah yang diidamkan itu.Saat tiba di suatu wilayah yang banyak ditumbuhi pohon rembulung, Ratu Shima beserta pengikutnya beristirahat. Kini tempat yang dijadikan peristirahatan tersebut diberi nama Desa Bulungan.
Setelah beberapa waktu beristirahat rombongan tersebut melanjutkan perjalanan. Baru berjalan beberapa waktu, para punggawa Ratu Shima berteriak, "kecapi... kecapi....kecapi," berulang ulang.  Akhirnya Ratu Shima menemukan buah kecapi yang ia maksud. Dan tempat dimana ia temukan buah kecapi tersebut dinamakan desa kecapi.
Perkawinannya dengan Kartikeyasingha melahirkan dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana (Iswara). Untuk mempererat hubungan dengan kerajaan Galuh Purba, mereka menjodohkan anaknya Parwati dengan Amara (Mandiminyak), anak Raja Galuh Wretikandayun .
Ketika Kartikeyasingha wafat pada 674 , Shima pun menggantikan posisi suaminya menjadi seorang ratu sampai tahun 695. Ia diberi gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Serelah menjadi janda, Ratu Shima sempat dipinang oleh Sri Jayanasa raja Sriwijaya, namun Ratu Sima menolaknya. Ia tidak bisa mentolerir sikap kerajaan Sriwijaya yang telah melakukan ekspansi besar-besaran menyerbu Melayu Sribuja, kerajaan kakak mertua sang ratu. Karena alasan itu pada tahun 686 Sriwijaya bermaksud menyerang Kalingga.
Masa pemerintahan Ratu Shima menjadi masa berjayanya Kerajaan Kalingga. Sehingga membuat raja-raja dari kerajaan lain segan dan hormat terhadap Ratu Shima. Masa-masa itu adalah masa dimana beragam kebudayaan berkembang sehingga kerajaan Ratu Shima diberi julukan Di Hyang (tempat bersatunya dua kepercayaan Hindu Budha).
Dalam sistem pertanian Ratu Shima membuat sistem pengairan seperti dengan kerajaan kakak mertuanya yaitu subak. Kebudayaan baru ini yang kemudian melahirkan istilah Tanibhala, atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya dengan cara bertani atau bercocok tanam.
Pemerintahan Ratu Shima dikenal dengan keadilannya dan kejujurannya hingga terrdengar di negeri China. Suatu ketika seorang raja bernama Ta Che menguji apakah benar akan kejujuran Kerajaan Kalingga. Raja Ta Che mengirim utusan untuk menaruh pundi pundi emas di jalanan. Berhari-hari, berbulan-bulan, hingga sampai tiga tahun pundi-pundi itu ternyata tetap di tempat semula tak ada yang menyentuh apalagi memindahkannya.
Suatu ketika anak tertua Ratu shima berjalan-jalan dan tidak sengaja menyenggol pondi-pundi emas tersebut. Setelah mendengar kabar tersebut Ratu Shima marah besar dan menghendaki hukuman mati untuk anaknya sendiri. Tapi beberapa patih tidak setuju dengan keputusan Ratu Shima. Setelah mealalui perdebatan yang panjang, akhirnya Ratu Shima menghukum anaknya dengan memotong jari kakinya saja. Setelah mendapat pembuktian tentang keadilan Ratu Shima utusan dari Raja Ta Che kembali ke China.




.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates